Laporan Hasil Observasi
LAPORAN
HASIL OBSERVASI
PSIKOLOGI
PENDIDIKAN
“Mengamati
Siswa dan Guru saat Pelajaran Kimia”
Kelas
Observasi XI MIA 2
MAN
1 Kota Tangerang Selatan
DISUSUN
OLEH :
1. Dina Hasna Rofi’ah (11160162000044)
2. Firda Tri Lestari (11160162000052)
3. Rahmawati Maharani (11160162000057)
4. Nur Apriliani Rachman (11160162000062)
5. Tika Reformatika (11160162000066)
6. Siti Nafisah (11160162000068)
Pendidikan Kimia 2B
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH
DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS SYARIFHIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
GURU
Hasil
Observasi:
Kami melakukan observasi ke sekolah MAN Serpong atau MAN 1
Tangerang Selatan pada tanggal 19 April 2017. Guru kimia yang kami observasi
bernama Ibu Susi.
1. Apa yang dilakukan guru, ketika memulai
pelajaran (setelah mengucapkan salam)?
Jawab:
Hal pertama yang
dilakukan oleh ibu Susi setelah mengucapkan salam, yaitu mengabsen siswa yang
tidak hadir. Kemudian beliau menjelaskan materi apa yang akan dipelajari pada
hari itu. Beliau juga menjelaskan tujuan serta kompetensi dasar dari materi
tersebut. Materi yang diajarkan pada hari itu adalah hasil kali kelarutan (ksp).
Media yang digunakan berupa power point.
2. Bagaimana guru memotivasi siswa agar
tertarik mengikuti pelajaran kimia (dari awal pelajaran dimulai sampai
pelajaran selesai)?
Jawab:
Guru tersebut memberikan kesan bahwa
pelajaran kimia tidak sulit dan tidak menyeramkan dengan cara mengajarnya,
dengan sabar dan tidak menakutkan.
Beliau juga memberikan contoh dengan
yang ada dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa dapat mudah untuk
membayangkannya. Selain itu beliau juga memberikan contoh dalam bentuk
animasi sehingga pelajaran tidak
membosankan.
3. Apa saja masalah yang dihadapi guru
kimia selama pelajaran berlangsung? Dan bagaimana sikap guru tersebut
menyelesaikan masalah yang dihadapi?
Jawab:
Masalah yang dihadapi selama
mengajar, yaitu kelas yang kurang kondusif. Siswa banyak yang asik sendiri
dengan dunianya, saat ditanya siswa pasif, saat diminta untuk menjelaskan di
depan tidak ada yang merespon. Masalah lainnya adalah kesulitan beberapa siswa
memahami materi yang disampaikan. Menghadapi masalah tersebut, ibu Susi
melakukan beberapa cara untuk mengatasinya, yaitu dengan memukul meja beberapa
kali (tetapi tidak begitu keras) agar
siswa memperhatikan, jika siswa tersebut masih tidak memperhatikan guru itu
akan memanggil namanya dan memintanya untuk diam dan memperhatikan. Guru yang
kami observasi termasuk tipe guru yang jarang kami temukan pada guru kimia yang
lain, yaitu sikapnya yang sabar saat mengajar, sehingga kami juga jarang sekali
mendengar ada bentakan atau omelan dari guru tersebut kepada para siswa.
4. Apakah ada evaluasi selama KBM
berlangsung (selama kegiatan observasi berlangsung)?
Jawab:
Selama kegiatan
belajar berlangsung guru juga memberikan evaluasi berupa soal-soal mengenai materi
yang sudah dijelaskan. Melalui soal tersebut guru juga meminta siswa untuk
menjelaskannya di depan kelas. Sehingga guru mengetahui sejauh mana siswa mengerti
materi tersebut.
5. Bagaimana sikap guru ketika ada siswa
yang agak lambat dalam memahami pelajaran kimia?
Jawab:
Sikap guru itu
terhadap siswa yang agak lambat dalam memahami pelajaran kimia, yaitu tidak
segan-segan untuk menjelaskannya hingga paham. Beliau tidak sungkan untuk
menghampiri siswa yang tidak mengerti materi itu, dan menjelaskannya dengan
sabar hingga anak itu mengerti.
6. Bagaimana sikap guru ketika siswa dengan
cepat memahami pelajaran kimia?
Jawab:
Sikap guru ketika siswa dengan cepat
memahami pelajaran kimia, yaitu memberikan penghargaan berupa ucapan positif
atau pujian serta memberikan kesempatan kepada siswa tersebut untuk membagi
ilmunya kepada siswa lain yang belum mengerti.
7. Apakah fasilitas sekolah sudah mendukung
atau belum untuk mata pelajaran kimia?
Jawab:
Fasilitas di sekolah tersebut sudah
cukup memadai untuk pembelajaran kimia. Fasilitas tersebut berupa Lab yang
dikhususkan untuk mata pelajaran kimia. Kekurangannya adalah tidak adanya
laboran sehingga guru harus merangkap menjadi laboran juga. Sebelum memiliki
Lab, ketika ingin praktikum siswa diajak ke MAN Insan Cendekia Serpong untuk
meminjam laboratorium. Lokasi sekolah ini cukup dekat dengan PDAM sehingga
beberapa kali siswa diajak ke sana untuk mengamati secara langsung proses
pemurnian air.
8. Bagaimana perkembangan emosi guru selama
pelajaran kimia berlangsung?
Jawab:
Selama kegiatan belajar berlangsung
perkembangan emosi guru tidak begitu signifikan. Guru itu sangat sabar dalam
menjelaskan materi dan menanggapi candaan siswa.
9. Bagaimana metode pengajaran yang
dilakukan guru selama observasi berlangsung?
Jawab:
Metode pengajaran yang dilakukan
oleh bu Susi adalah presentasi. Siswa diberikan hardcopy berupa materi yang ada
pada powerpoint sehingga siswa dapat fokus memperhatikan materi yang sedang
disampaikan guru. Guru juga senantiasa berinteraksi dengan siswa dan memberikan
contoh soal di papan tulis agar siswa lebih memahami.
Hasil Wawancara:
1. Kurikulum apa yang digunakan?
Jawab:
Kurikulum yang digunakan di sekolah
tersebut saat ini adalah kurikulum 2013, dimana bukan hanya aspek nilai saja
yang dilihat melainkan juga keaktifan dari para siswa. Kurikulum 2013 telah
diterapkan di sekolah itu sejak tahun 2015.
2. Sistem evaluasi apa saja yang digunakan
oleh guru kimia dalam satu semester?
Jawab:
Menggunakan sistem evaluasi otentik
dari K13, berupa aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sistem evaluasi
K13 lebih mengutamakan pendekatan kepada siswa. Guru juga diusahakan lebih
dekat dengan masing-masing siswa.
3. Dalam pelajaran kimia, aspek (kognitif,
afektif, psikomotorik) apa yang dikembangkan oleh guru kimia?
Jawab:
Aspek yang digunakan oleh guru kimia itu
selama pembelajaran terdiri dari tiga aspek, yaitu kognitif, afektik, dan
psikomotorik. Aspek kognitif berupa nilai dari hasil evaluasi. Aspek afektif
berupa keaktifan selama proses belajar, seperti bertanya, menjawab pertanyaan,
serta menjelaskan di depan kelas. Sementara aspek psikomotorik berupa kemampuan
siswa dalam praktikum. Namun, aspek yang
lebih
diutamakan adalah aspek kognitif.
4. Bagaimana IQ pada siswa yang diobservasi
(IQ tertinggi, terendah, dan rata-rata di kelas yang diobservasi)?
Jawab:
Menurut
beliau IQ tidak dapat dilihat dari hasil selama belajar, tetapi harus melalui
tes terlebih dahulu. Jika berdasarkan pemahaman, kelas tersebut agak kurang
dibandingkan dengan kelas yang lain. Siswa di kelas tersebut lebih banyak
bicara tapi sedikit bertanya dan membutuhkan pengulangan beberapa kali baru
paham.
5. Apa kendala dan kesulitan selama
mengajar pelajaran kimia?
Jawab:
Kendala serta kesulitan dalam
mengajar yang berhubungan dengan materi pelajaran, yaitu libur panjang. Materi
yang diajarkan setiap semester harus mengacu pada kurikulum. Sementara saat
libur panjang, penyampaian materi akan terganggu. Sehingga terdapat kebimbangan
yang dialami beliau, di satu sisi, beliau ingin menjelaskan materi hingga siswa
tersebut paham sehingga mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama. Namun, di
sisi lain beliau juga harus berpatokan pada kurikulum karena akan ada ujian
akhir, dimana soalnya disamakan untuk MAN se-Tangsel sehingga beliau harus
mempercepat dalam mengajar.
6. Apa yang membuat bapak / ibu guru
tertarik mengajar pelajaran kimia?
Jawab:
Hal yang membuat ibu Susi tertarik
dengan mengajar kimia, yaitu diawali saat SMA. Beliau mengaku senang dengan
cara guru kimia mengajar di kelasnya. Meskipun banyak teman-temannya yang
mengatakan guru itu galak, tetapi beliau justru tertantang untuk lebih memahami
kimia. Mulai dari sinilah ia berpikir untuk menjadi guru kimia seperti guru
itu.
7. Latar belakang pendidikan guru kimia?
Jawab:
Pendidikannya dimulai dari sekolah
dasar SDN Cilenggang, kemudian dilanjutkan ke SMPN 1 Tangerang Selatan. Jenjang
selanjutnya, yaitu SMAN 2 Kota Tangerang Selatan, lalu melanjutkan ke perguruan
tinggi di Universitas Negeri Jakarta atau UNJ. Beliau mulai mengajar sebagai
guru magang di sekolah yang sama saat ini ia mengajar, yaitu MAN Serpong, pada
tahun 1997 saat lulus jenjang S1.
8. Kesan selama mengajar pelajaran kimia?
Jawab:
Kesan yang dirasakan oleh ibu Susi
selama mengajar kimia adalah menyenangkan dan mensyukuri. Menyenangkan karena
dapat bergaul dengan anak-anak, beliau juga menganggap para siswa sebagai teman
sehingga sering kali siswa curhat kepada beliau. Beliau juga merasa saat ada
masalah di rumah, ketika sampai di kelas rasanya masalah itu menjadi hilang.
Menyenangkan saat melihat para siswa mulai antusias dalam pelajaran kimia
terutama ketika praktikum. Beliau mengatakan hal itu mungkin hanya bisa
dirasakan oleh seorang guru sehingga sulit untuk digambarkan seperti apa
detailnya. Menjadi guru kimia juga menjadikan beliau semakin bersyukur bahwa
ilmu Allah itu sangat luas.
9. Bagaimana guru kimia menumbuhkan minat
dan ketertarikan siswa terhadap pelajaran kimia?
Jawab:
Pelajaran kimia merupakan salah satu
pelajaran yang dihindari oleh banyak siswa. Sehingga seorang guru kimia harus
memiliki cara agar siswa tersebut tertarik pada pelajaran kimia. Cara yang
dilakukan oleh guru yang kami observasi dengan memberikan kesan bahwa pelajaran
kimia itu tidak sulit dan menyenangkan, serta cara berpakaian atau penampilan yang
tidak menyeramkan. Kesan juga diberikan melalui cara penyampaian dalam mengajar
yang ramah dan tidak menekan para siswa, serta melalui praktikum. Praktikum
dapat membuat siswa tidak bosan dalam belajar, sehingga mereka bisa melihat
sisi lain dari kimia, bukan hanya sekedar teori. Beliau mengatakan hal pertama yang harus
dilakukan adalah membuat para murid senang dulu kepada kita baru kemudian
senang kepada pelajarannya. Sehingga meskipun kimia itu sulit mereka tidak terbebani
saat belajar. Selain itu juga dengan
memberikan motivasi bahwa mempelajari kimia dapat semakin memahami apa
yang ada di bumi.
10. Ketika siswa tidak mencapai target
nilai, apa yang dilakukan guru kimia?
Jawab:
Ketika siswa tidak memenuhi target
berupa nilai standar, biasanya ia akan memberikan kesempatan pada siswa untuk
memperbaiki nilainya dengan mengikuti remedial.
11. Menurut guru kimia materi apa yang siswa
sangat antusias/tertarik dengan pelajaran kimia dan juga materi apa yang kurang
diminati kebanyakan siswa?
Jawab:
Ibu Susi mengaku bahwa para siswa
lebih antusias saat belajar materi larutan elektrolit serta asam dan basa. Hal
ini dikarenakan pada saat pemberian materi, siswa tidak hanya dijejali teori
saja, melainkan juga dengan praktikum. Perubahan berupa fisik maupun kimia pada
saat praktikum lah yang membuat siswa semakin antusias. Contohnya larutan
elektrolit dimana akan menghasilkan gelembung dan dapat menghantarkan listrik
sehingga mampu menyalakan lampu.
Pelajaran yang kurang diminati siswa
adalah yang lebih mengarah kepada hitungan dan analisis, seperti kesetimbangan
dan hasil kali kelarutan.
12. Menurut guru kimia, metode pengajaran
seperti apa yang bisa digunakan agar siswa tertarik dalam pelajaran kimia?
Jawab:
Menurut beliau metode yang dapat
membuat siswa tertarik dalam pelajaran kimia adalah metode eksperimen dan
presentasi. Metode eksperimen dapat berupa praktikum di laboratorium atau di kelas
dengan menggunakan bantuan berupa powerpoint.
Hal yang paling penting dalam metode
presentasi adalah penggunaan powerpoint sebagai media pengajaran. Bentuk powerpoint
harus menarik dan mudah dimengerti oleh siswa seperti terdapat animasi agar
siswa tidak bosan.
13. Apa pesan dari guru kimia untuk
mahasiswa fakultas tarbiyah jurusan pendidikan kimia yang kelak menjadi penerus
pendidik khususnya dalam mata pelajaran kimia?
Jawab:
Jalani saja. Menjadi guru itu
menyenangkan. Harus ditekuni bidangnya dan jangan merasa menyesal walaupun pada
awalnya kita kurang respek dengan jurusan yang kita ambil. Karena Allah sudah
memilihkan kita di bidang ini, maka dari itu wajib disyukuri dan dijalani.
Keputusan Allah pasti yang terbaik.
Jangan juga merasa putus asa bahwa
pelajaran kimia bukan passion kita, karena pada awalnya ibu Susi juga tidak
begitu memahami pelajaran kimia, beliau hanya senang dengan guru kimianya.
Namun, setelah dijalani ternyata beliau juga mampu meskipun awalnya ingin di
bidang lain. Buktinya sampai saat ini beliau masih dipercaya mengajar pelajaran
kimia, dan kurang lebih sudah 20 tahun beliau menjadi guru kimia.
14. Bagaimana sikap/perasaan Ibu jika ada
siswa yang kurang sopan (kurang beretika dalam hal sikap dan tutur kata)?
Jawab
:
Langsung ditegur, kenapa melakukan seperti itu? Karena
segala sesuatu pasti ada sebabnya. Apakah anak itu kurang setuju dengan apa
yang diajarkan atau mungkin di rumah sedang ada masalah, atau bisa juga karena
temannya yang jail. Murid tersebut harus ditegur langsung karena jika dibiarkan
nanti akan merembet. Selama ibu Susi mengajar, belum pernah ada murid yang
tidak sopan, seperti lempar-lemparan kertas saat belajar. Mungkin sebatas
ngobrol dengan temannya. Hal yang biasa beliau lakukan untuk menghadapi hal itu
adalah dengan menegur murid itu langsung, “ayo coba jelasin tadi ibu jelaskan
apa?”. Beliau mengatakan sampai saat ini, belum ada yang sampai mengatakan kata-kata kotor atau kasar, seperti kata-kata
binatang yang ada mungkin hanya bahasa kekinian, seperti gue, elu, dan bahasa
gaul.
SISWA
Observasi Siswa-Siswi
1. Bagaimana etika (sikap dan tutur kata)
siswa terhadap guru dari awal pelajaran sampai selesai?
Jawab:
Etika
(sikap dan tutur kata) para siswa terhadap guru dari awal pelajaran sampai
selesai, secara umum dirasa telah cukup baik dan sopan. Kebanyakan, para siswa
ketika guru memasuki ruang kelas, tidak lagi berbicara. Mereka duduk dengan
rapi dan siap untuk belajar. Selain itu, para siswa juga menghargai guru mereka
ketika sedang menjelaskan materi di depan dengan cara mendengarkan dan
memperhatikan guru tersebut. Mayoritas siswa juga mempunyai tutur kata yang
baik dengan guru. Contohnya ketika bertanya, para siswa menggunakan bahasa yang
baik dan sopan. Tetapi, dari 33 murid yang ada, terdapat seorang siswi yang
memiliki etika (sikap dan tutur kata) yang kurang baik. Siswi tersebut, lebih
banyak mengobrol dan bercanda dengan temannya ketika gurunya sedang
menjelaskan. Tutur katanya pun tidak sopan. Misalnya, ketika guru bertanya,
siswi tersebut menjawabnya dengan teriak dan seperti bercanda. Kata-kata yang
diucapkan kepada temannya pun dirasa kurang pantas
2. Bagaimana respon siswa terhadap guru dan
mata pelajaran kimia selama pelajaran?
Jawab:
Respon para siswa terhadap guru dan
mata pelajaran kimia awalnya agak pasif, dalam arti saat guru memberikan
pertanyaan atau contoh soal, para siswa tidak merespon. Namun, saat guru
memberikan contoh melalui animasi praktikum sederhana, mereka mulai merespon.
Hal ini kemungkinan terjadi karena para siswa jenuh. Sebelum pelajaran kimia
ini, mereka juga belajar pelajaran yang cukup menguras otak, yaitu matematika.
Kemudian guru membentuk kelompok, dimana
satu kelompok terdiri dari empat orang. Setelah dibentuk kelompok mayoritas
siswa antusias dan semangat. Antusias dan semangat para siswa terlihat dari
respon mereka terhadap stimulus yang diberikan oleh gurunya. Contohnya, ketika
guru memberikan soal untuk dikerjakan secara kelompok, para siswa terlihat
antusias dan semangat untuk berdiskusi. Hal ini dapat terjadi mungkin karena
pada saat awal para siswa belum memahami materi, sehingga saat ditanya tidak
merespon. Namun, ketika mereka sudah paham, mereka terlihat antusias mengikuti
pelajaran kimia. Tetapi tetap saja kami melihat ada seorang siswi yang terlihat
jenuh dan tidak bersemangat. Selama pelajaran berlangsung, siswi tersebut hanya
diam saja.
3. Apa yang dilakukan siswa ketika mereka tidak paham dengan penjelasan guru?
Jawab:
Ketika siswa tidak paham dengan penjelasan guru, mereka
tanpa malu-malu segera bertanya kepada gurunya. Guru pun langsung memberikan
umpan balik berupa penjelasan lebih lanjut.
4. Apa yang dilakukan siswa ketika mereka paham dengan penjelasan guru?
Jawab:
Ketika siswa telah paham dengan penjelasan guru, mereka
menyatakan langsung bahwa mereka telah paham.
5. Bagaimana perkembangan emosi siswa
selama pelajaran berlangsung?
Jawab:
Perkembangan emosi siswa selama pelajaran berlangsung
tidak terlalu signifikan perubahannya. Rata-rata para siswa terlihat semangat
dari awal pelajaran sampai selesai. Mereka juga terlihat selalu senang selama
pelajaran berlangsung Namun, tak dapat dipungkiri, terdapat beberapa siswa yang
terlihat bosan dengan menelungkupkan tangannya ke meja ketika proses
pembelajaran telah berlangsug beberapa saat.
6. Bagaimana gaya belajar siswa di kelas
(visual, audio-visual, kinestetik)?
Jawab:
Terdapat beragam gaya belajar siswa di kelas. Ada yang
visual, audio-visual dan kinestetik. Gaya belajar visual terlihat dari beberapa
siswa yang mewarnai atau menandai tulisannya tentang suatu materi menggunakan
warna-warna yang cerah. Selain itu, terdapat beberapa siswa yang gaya
belajarnya kinestetik. Hal itu terlihat
dari sikap nya ketika memperhatikan penjelasan guru, siswi tersebut
menggerak-gerakkan kakinya.
7. Kesulitan apa saja yang dihadapi siswa
terhadap pelajaran kimia?
Jawab:
Kesulitan yang dihadapi siswa terhadap pelajaran kimia
yaitu mereka sulit untuk paham secara langsung dengan apa yang dijelaskan oleh
guru mereka, karena guru tersebut terlalu cepat menjelaskan suatu materi.
Meskipun demikian, para siswa segera bertanya ketika tidak paham dengan materi
yang dijelaskan. Ketika observasi, materi kimia yang dibahas adalah “Hasil Kali
Kelarutan”. Mayoritas siswa tidak paham menentukan nilai S dalam materi
tersebut.
Wawancara Siswi
Kami
mewawancarai salah satu siswa dari kelas XI MIA 2 di MAN 1 Tangerang Selatan.
Ia bernama Manda.
1. Apa pendapat dan kesan siswa terhadap
pelajaran kimia?
Jawab:
Siswi tersebut menerangkan bahwa ia
memiliki kesan biasa biasa saja terhadap pelajan kimia secara keseluruhan.
Tetapi kadang-kadang ia merasa seru dengan pelajaran kimia tertentu. Siswi
tersebut juga berpendapat bahwa ketika materi pelajaran kimia mudah, maka siswi
tersebut bisa mengikuti. Ketika pelajaran kimia yang dibahas sulit, maka siswi
tersebut langsung bertanya dengan menghampiri gurunya.
2. Menurut siswa, guru kimia seharusnya
seperti apa, yang berkaitan dengan pengajaran?
Jawab:
Menurut siswi yang kami wawancara, seorang guru kimia
seharusnya menerangkan suatu materi pelajaran secara rinci tetapi tidak
terburu-buru. Guru harus menerangkan secara perlahan agar para siswa paham
dengan apa yang dijelaskan. Guru kimia juga perlu mengadakan praktikum kimia
yang terkait dengan materi tertentu.
Menurut para siswa mereka lebih paham dengan apa yang mereka praktikan.
3. Materi apa yang siswi minati dan kurang minati (kurang suka)
dari pelajaran kimia?
Jawab:
Materi yang diminati dari pelajaran
kimia adalah materi Reduksi Oksidasi (redoks), sedangkan materi dari pelajaran
kimia yang kurang diminati apara siswa adalah larutan penyangga. Karena menurut
salah satu siswi yang kami wawancara, materi kimia Larutan Penyangga merupakan
materi yang rumit dan kompleks, sehingga sulit dipahami.
Wawancara Siswa
Kami
mewawancarai salah satu siswa dari kelas XI MIA 2 di MAN 1 Tangerang Selatan.
Ia bernama Aldi Oktaviansyah.
1. Apa pendapat dan kesan siswa terhadap
pelajaran kimia ?
Jawab
:
Menurut siswa tersebut, pelajaran
kimia seru, ia menyukai pelajaran kimia, sebab ia ingin melanjutkan kuliah ke
teknik elektro. Ia menyukai kimia tergantung mood nya yang sedang baik atau
buruk, tetapi ia menyukai kimia sudah lama. Ia menyukai kimia karena menurutnya
kimia sangat menantang, unik, dan membuat penasaran seperti: penelitian dan
bahan-bahan yang bermanfaat untuk kehidupan.
2. Menurut siswa, guru Kimia seharusnya
seperti apa, yang berkaitan dengan pelajaran ?
Jawab
:
Menurutnya , guru kimia seharusnya
lebih aktif, tidak canggung, dan bebaur kepada muridnya, tidak menutupi papan
tulis saat menerangkan. Menurutnya jika guru hanya menghadap ke papan tulis,
seperti hanya guru tersebut yang belajar, bukan menerangkan ke siswanya.
3. Materi apa yang siswa minati dan kurang
minati (kurang suka) dari pelajaran kimia?
Jawab
:
Siswa tersebut menyukai bab tentang
unsur dan senyawa, dan hampir semuanya ia suka, tetapi ada yang ia tidak
mengerti. Siswa itu merasa kurang mengerti pada bab hasil kali kelarutan (ksp)
yang baru tadi diajarkan pada hari ini.
4. Jika di sekolah ada laboratorium untuk
praktikum, apakah sering melakukan praktikum ?
Jawab
:
Disekolahnya sudah ada laboratorium
tetapi jarang melakukan praktikum, hanya tergantung bab yang perlu dipraktekan.
5. Menurut siswa, bagaimana susana saat
dikelas ?
Jawab
:
Susananya
gelap (redup), sehingga menurutnya kurang nyaman saat belajar.
6. Apakah menggunakan infokus pada saat
pembelajaran sangat nyaman ?
Jawab
:
Nyaman, jadi materi nya jelas,
tetapi diselingkan dengan penjelasan di papan tulis, sehingga tidak semuanya
menggunakan infokus contohnya saat contoh soal.
LAMPIRAN:
Komentar
Posting Komentar